
A. Latar Belakang Berdiri
Tokoh pendiri MI Al Fattaah adalah alm. H. Arab Munduh. Beliau memulai langkah awal pendirian Madrasah ini pada tahun 1973. Namun Madrasah ini baru dibangun pada tahun 1975 dan resmi menerima siswa perdana pada tanggal 5 Januari 1976. Tanah MI Al Fattaah adalah wakaf dari alm. Bpk. Kadiran kepada alm. H. Arab untuk dipakai sebagai tempat lembaga pendidikan Islam sesuai dengan cita-cita awal penerima wakaf.
MI Al Fattaah bernaung dibawah Yayasan Pendidikan Islam Al Fattaah. Yayasan ini berdiri 1977, tepat satu tahun setelah MI Al Fattaah menerima murid baru. Tujuan pendirian Yayasan ini adalah guna memberikan payung hukum kepada MI Al Fattaah dalam menjalankan visi dan misinya.
Dalam perjalanannya, Yayasan yang berakta Notaris Bpk. Syawal Sutan Diatas, SH. No. 36 tahun 1977, ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Tidak salah kiranya, jika dikatakan Yayasan ini hanya ada saat pendirian di Notaris dan selanjutnya mati suri.
Pak Arab, begitu biasa orang memanggilnya, adalah kelahiran Pasir Pengaraian Kab. Rokan Hulu 13 Maret 1943. latar belakang pendidikannya adalah Sekolah Rakyat (SR) tamat tahun 1957. Kemudian melanjutkan ke Pendidikan Guru Negeri (PGAN) enam (6) tahun di Tanjung pinang dan tamat tahun 1963. Setamat dari PGAN beliau mengajar di PGAN Pasir Pengaraian (cikal bakal MTSn sekarang) disamping turut memprakarsai pembangun sekolah Dasar (SD) di kampung kelahirannya.
Pada tahun 1964, Arab muda pindah ke Pekanbaru dengan memboyong keluarganya dan menjadi tenaga pengajar di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah. Dari pengalaman yang didapat, beliau bertekad membangun sebuah lembaga pendidikan sebagaimana telah dibicarakan diatas.
Dimasa hidupnya, Arab tercatat sebagai Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Departemen Agama Pekanbaru dengan Nomor Induk Pegawai (NIP) 150.068.950. Beliau menjabat sebagai Kepala MI Al Fattaah sejak didirikannya Madrasah tersebut sampai pada tahun 2003. Pada tahun 2002, beliau pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil, namun tugas-tugas sebagai guru tidak pernah mengenal kata pensiun dan berhenti. Hal ini terbukti dengan makin masifnya intensitas kerja yang beliau lakukan.
Dua lembaga pendidikan yang berjauhan sekaligus beliau kelola. Sebagai Kepala MI Al Fattaah di Pekanbaru dan sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Khalid bin Walid di Pasir Pengaraian kab. Rokan Hulu. Kerja keras ini menuntut kemampuan membagi waktu dengan baik. Maka beliau lakukan perjalanan Pekanbaru – Pasir Pengaraian dalam setiap pekannya. Namun kinerja seperti ini tidaklah dapat dipertahankan selamanya, mengingat usia makin lanjut dan ketahanan tubuh makin berkurang. Untuk itu tepat pada tanggal 1 Maret 2003, secara resmi beliau megundurkan diri dari jabatan sebagai Kepala MI Al Fattaah, tetapi tidak mengundurkan diri dari fungsi sebagai guru. Dalam kapasitas sebagai Pendiri Madrasah Ibtidaiyah Al Fattaah, beliau menunjuk penggantinya sebagai Kepala MI Al Fattaah adalah H. Roudhatul Firdaus, Lc.
B. Nama
Sekolah ini bernama “Madrasah Ibtidaiyah Al Fattaah”. Berasal dari bahasa Arab, fa-ta-ha yang berarti kemenangan. Al- Fattaah adalah salah satu diantara nama Allah swt. (Asma’ al-Husna) yang berarti Pemberi Kemenangan. Nama ini diambil dari firman Allah swt.: “Apabila Telah datang pertolongan Allah dan kemenangan”. QS. al-Nashr (110): 1.
Pendiri MI Al Fattaah berharap, agar kelak para siswa yang telah mengenyam pendidikan di MI Al Fattaah mampu menjadi obor penerang, pengemban Islam di tengah kehidupan masyarakat, menjadi individu yang bermanfaat dan berdaya guna serta berakhlaq mulia.